Blog
adalah dunia bebas. Tempat kita bisa bersuara apa saja. Tak ada satu pihak pun
yang bisa mensensornya. Tak ada media apapun yang mampu mengontrolnya.
Kendalinya adalah diri blogger itu sendiri. Blog adalah sebuah medium
kebebasan, yang dirayakan dengan penuh sukacita oleh banyak orang namun pada
saat yang sama juga dikutuk sebagian orang.
Kata
Rebecca Blood, “The weblog’s greatest strength its
uncensored, unmediated, uncontrolled voice is also its greatest weakness”.
Kekuatan utama blog yang bisa mengungkapkan apapun sebebas-besanya, sekaligus
merupakan titik terlemahnya. Maka pengarang buku “The Weblog Handbook:
Practical Advice on Creating and Maintaining Your Blog” itu mengusulkan etika
blog. Dimana diantaranya yaitu :
-
Tulislah
Fakta.
Ya, tulislah fakta. Bukan spekulasi. Kalau anda
melihat seorang ibu kecopetan, tulislah apa adanya. Kalau anda mendengar
peristiwa itu dari orang lain, sebutkan bahwa menurut orang tersebut ada ibu
kecopetan.
Jika sesuatu yang anda tulis bersifat spekulatif,
sampaikan dalam tulisan. Ada banyak kata-kata yang bisa membantu kita. Misalnya
saja, kita melihat seorang ibu turun dari bis dengan muka bingung sambil
mencari-cari sesuatu di tasnya, kita tidak boleh serta merta memastikan dan
menuliskan bahwa ibu tersebut kecopetan. Maka, kalau mau menuliskan itu,
tambahi dengan kata “jangan-jangan”, “boleh jadi”, “mungkin” ibu tersebut
kecopetan. Dengan demikian, pembaca tahu bahwa pernyataan kita spekulatif,
belum terbukti benar.
-
Hargai
Sumber Tulisan.
Ketika kita menulis sesuatu dengan menyinggung
tulisan pihak lain atau berdasarkan sumber online lain, berikanlah
link/tautan/pranala luar ke tulisan tersebut sebagai referensi. Pembaca diberi
kesempatan untuk membaca referensi tersebut sehingga mereka dapat menilai
apakah tulisan kita akurat apa tidak.
-
Koreksi
Tulisan.
Tidak ada salahnya mengoreksi tulisan, jika memang
apa yang kita tulis salah. Kadang kita salah tulis nama, alamat, sumber tulisan
karena keteledoran atau ketergesa-gesaan. Begitu tahu ada yang salah, perbaiki
segera.
Kadang pula, apa yang kita tulis setahun lalu, kini
menjadi tidak relevan lagi sehingga kita perlu memperbaikinya. Sedikitnya ada
dua cara memperbaiki tulisan, tanpa harus menghapus atau menulis ulang tulisan
asli. Pertama, dengan mencoret kalimat/kata yang salah dan
menambahinya dengan kalimat/kata baru. Kedua, update dengan tulisan/postingan
baru, dan informasi perbaikan itu ditulis di akhir tulisan yang diperbaiki.
-
Tidak
Menghapus Tulisan.
Kebanyakan peblog serius tidak menghapus tulisan
yang pernah termuat di blog. Mereka sadar, penghapusan itu akan mengecewakan
mereka yang mengutip atau menaruh pranala luar ke tulisan tersebut. Juga,
jangan menulis ulang sebuah tulisan sehingga terjadi perubahan makna secara
fundamental. Itu sama saja dengan menghapus dan menggantinya dengan tulisan
baru.
-
Tidak
Mengganti Alamat Postingan.
Mengganti alamat postingan akan merugikan mereka
yang menaruh pranala luar.
-
Keterbukaan
Terhadap Konflik Kepentingan.
Tidak ada salahnya seseorang yang memiliki
kepentingan tertentu entah ketika bersaing menjadi bupati, ketua ormas, ketua
RT/RW atau kepentingan lain menulis blog. Tetapi ungkapkanlah hal tersebut agar
pembaca dapat menilai tulisan dengan lebih jernih.
-
Tidak
Menghapus Komentar.
Sebagai tempat terbuka, bebas, pemilik blog juga
harus menerima risiko untuk mendapat komentar pedas. Biarkan saja komentar
pedas, kritis, menusuk, muncul di blog. Jangan pernah menghapusnya juga
mengeditnya kecuali komentar itu berpeluang menimbulkan kerugian pihak lain
atau hanya sekadar untuk jualan/promosi atau meningkatkan page rank pemberi
komentar. Kalau komentar tersebut jelas-jelas spam, hapus saja.
-
Tahu
Batas Pribadi dan Publik.
Blog adalah ruang publik. Usahakan untuk ekstra
hati-hati menulis seuatu yang sifatnya bukan hak publik misalnya informasi
rahasia perusahaan/tempat kita bekerja, rahasia keluarga, rahasia teman.
Hat-hati juga untuk menulis percakapan pribadi kita dengan pihak lain. Usahakan
mendapatkan izin mereka terlebih dulu sebelum kita publikasikan di blog.
-
Tidak
Copy Paste.
Di mana-mana, mencuri itu haram. Apapun yang dicuri,
tetaplah tidak halal, kecuali “mencuri” hati. Mereka yang copy/paste tulisan
orang, apa boleh buat, bisa dikelompokkan ke kategori ini. Menyakitkan penulis
aslinya. Apalagi jika copy/paste itu dilakukan semena-mena tanpa menunjuk
sumbernya dan memberi pranala luarnnya. Maka kata Vandi, Ray dan
Mbelgedez, sudahilah perbuatan terkutuk itu.
Meski jelek dan dianggap kampungan,
menulislah sendiri. Lama-lama akan bagus juga. Karena sesungguhnya menulis
bukan sekadar bakat. Menulis juga kompetisi.
-
Tidak
Memicu Kerusakan.
Tulisan bisa lebih tajam dari pedang. Maka, kata NdoroKAkung
janganlah menebar prasangka, fitnah, dan SARA. Lebih baik menebar kemaslahatan
umat seperti yang dilakukan Bangsari ketika mengajak peblog untuk mengumpulkan
kambing guna membiayai sekolah anak tak mampu. Ia bukan hanya mengajak, tetapi
bersama teman-temannya mengkoordinir dan mewudujkan usulannya.
-
Menampilkan
Identitas.
Blog dilengkapi dengan identitas pribadi yang
bersangkutan. Identitas yang jelas akan mempermudah pembaca untuk berkomunikasi
dan mempererat keterkaitan antara pembaca dan pemilik/penulis blog.
Demikian pula, identitas baik berupa nama asli,
email yang memang dipakai, serta blog yang dikelolanya, amat penting ketika
memberikan komentar di blog lain. Identitas dalam berkomentar ini seringkali
diperlukan untuk menyambung silaturahim antar peblog, sekaligus untuk
menghangatkan diskusi melalui komentar. Mereka yang tampil tanpa identitas
asli, seringkali bertujuan untuk memprovokasi dengan kecenderungan negatif dan
tidak bertanggungjawab.
Sumber
: virtual.co.id