Pada
suatu malam ketika makhluk paling mulia dimuka bumi ini duduk dinaungi sebuah pohon
sedang, berdahan rindang yang berada tepat didepan halaman rumahnya. Diam dan
memandangi indahnya awan malam lukisan sang Pencipta yang sangat memukau
hatinya. Dia mulai berpikir bahwa tidak semua yang hitam itu kelabu dan tidak
semua yang hitam itu kelam. Hitamnya awan kala itu memberinya sebuah kesunyian
yang sangat menenangkan hatinya yang sedang dilema dan mendinginkan pikirannya
dari panas kinerja otak akibat tidak pernah berhenti memikirkan sesuatu yang
sangat mengganjal akan jalan hidup yang akan dialaminya pada masa yang akan
mendatang.
Waktu
terus berjalan dan bulan pun mulai bersembunyi dibalik awan yang sangat hitam. Lalu
tidak lama turun percikan air dari langit yang menampar mukanya dan membasahi
semua sandang yang mebalut tubuhnya. Diapun memutuskan untuk kembali kedalam
tempat yang aman untuk berlindung dari segala macam keadaan dimuka bumi ini
yang disebut rumah.
Sesampainya
didalam tempat itu hatinya masih merasakan dilema, pikirannya masih belum dalam
keadaan normal pada umumnya. Tidak ada suara apapun yang Dia dengar selain
percikan air yang turun dari langit. Dia merebahkan tubuhnya kebawah, matanya
berjalan mengelilingi benda-benda yang berada diangkasa rumahnya. Tiba-tiba
pandangannya terhenti sejenak pada sebuah benda yang berbentuk lingkaran yang
menempel pada salah satu dingding rumahnya. Dia mulai menguatkan indra
pendengarannya. Ada hal yang tidak biasa malam itu pada benda tersebut, Dia
tidak mendengar detak nadi benda tersebut dan melihat semua jarum kecil disatu
sisi lainya diam tanpa daya.
Lalu
Dia bangun dari tempatnya dan mengambil benda tersebut. Setelah dianalisa
olehnya, kemudian Dia mengambil sebuah benda yang berbentuk tabung kecil dari
dalam lemari perkakasnya. Dia pun memasangkan tabung kecil tersebut untuk
mengganti tabung kecil sebelumnyanya yang berada dalam benda yang berbentuk
lingkaran tadi. Tetapi setelah tabung kecil itu terpasang mukanya masih
terlihat aneh, masih memandang dengan terheran-heran akan benda yang berbentuk lingkaran
tersebut.
Dia
kembali ke lemari perkakasnya sambil membawa besi kecil yang cukup panjang
dengan ujung satu digenggam oleh tangannya dan ujung satunya lagi berbentuk simbol
tambah yang meruncing pada bagian satu per sepuluh besi tesebut. Dia pun
langsung melucuti bagian luar benda yang berbentuk lingkaran tadi untuk dianalisa
apakah yang salah didalamnya.
Setelah
dianalisa cukup lama, Dia pun tau penyebabnya dan langsung mengganti suatu
penghubung elektron dari satu tempat ketempat lainnya. Akan tetapi masih tidak
berhasil membuat benda lingkaran tersebut berdetak kembali.
Lalu
setelah dia menyerah akan kemampuannya dalam bidang electron, Dia mulai
tersadar akan diarahkan kemana hidupnya. Dia mulai tertarik lebih dalam lagi
mengenai ilmu tentang electron, dan Dia ingin menguasai ilmu tersebut. Seketika
setelah kejadian tersebut dilema dalam hatimanya mulai menghilang dan pikirannya
dingin kembali seperti biasanya. Dan sejak saat itu Dia sudah tau akan
diarahkan kemana jalan hidupnya dan tidak takut lagi untuk menyongsong masa
depan yang akan dihadapinya. Setelah timbul keyakinan tersebut Dia pun terlelap
sambil ditemani percikan air yang mulai membentuk suatu harmoni yang menemani
tidurnya.
0 komentar:
Posting Komentar